Kamis, 22 September 2016

Chapter 5 : Be your own motivation



bagi saya, Selama orang orang yang sejak awal mendukung saya, melihat jatuh bangunnya saya untuk tetap keras kepala MENCOBA,  tetap mendukung saya sampai saat ini dan sampai akhir nanti, itu sudah cukup bagi saya sebagai motivasi untuk TERUS MENCOBA.

Selama Allah masih menghendaki saya dan memberi kekuatan pada saya serta ada jalan dan kesempatan bagi saya untuk mencoba, itu sudah cukup bagi saya sebagai motivasi untuk TERUS MENCOBA.

mungkin saja di masa mendatang saya akhirnya menyadari, bisa saja, suatu hari saya harus menyerah,who knows? entah kapan.

Tapi yang saya tahui itu BUKAN SEKARANG.

Jumat, 24 Juni 2016

Chapter 4 : 私は懸命に働いてきたので、それは大丈夫です

baru beberapa menit yang lalu saya mengecek web bagian kedutaan besar dan melihat pengumuman hasil seleksi mobukagakusho RS 2017 yang kedua.
Pengumuman kali ini adalah pengumuman yang lolos seleksi ujian tertulis bahasa inggris dan bahasa jepang yang sudah saya lakukan di kedubes Jepang Jakarta tanggal 13 Juni 2016 kemarin.
Setelah gelisah semenjak tanggal 22 Malam dan tanggal 23 karena pengumumannya belum rilis rilis akhirnya pagi ini doa saya terjawab sudah. Dan ternyata feeling saya benar karena rasanya begitu dejavu seperti tahun lalu menunggu pengumuman lolos wawancara.

alhamdulillah...
saya....

Jumat, 03 Juni 2016

Chapter 4 : Definition



yea i know sir, because sometimes it is really hard to stand up after your failure. i don't care how my destiny will bring my hope this time. What will await me in the end i believe it'll be the best result for me.

4/19/2016

ed : at 10.00 AM the announcement of Mobukagakusho RS 2017 was announced and i was so grateful and happy. Once again, i found my ID number was there. But then i realized they announced 140 people who passed this selection test. This is totally different with last year because they were only 98. well, that's means the selection in this year will be tough. The battle will surely need (more more and more) lot of effort and hard working than last year coz i think the quata will still the same (35). well.. nothing to do except do my (SUPER) best then, ganbarre for me! :) -6/3/16-

Selasa, 05 April 2016

Chapter 4 : Pengalaman mengikuti PAPs UGM

Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 24 Maret 2016 saya mengikuti tes PAPs UGM. Tujuannya? Hehe tentu saja sebagai syarat untk masuk pasca sarjana UGM tahun ini. Lho? Trus sekolah ke jepangnya? Hehe.. masih tetap saya perjuangkan ko! Tenang saja. Untuk tahun ini memang saya mempersiapkan 2 hal. Yaitu monbusho 2017 dan masuk pasca sarjana UGM tahun ini. Entah mana yang nantinya yang terbaik yang harus saya jalani itu tidak penting bagi saya. Saat ini saya hanya fokus untuk melakukan persiapan terbaik untuk melanjutkan pendidikan saya. Yang manapun hasilnya nanti (dalam ataupun luar negeri) bagi saya tak masalah. Saya yakin itulah rejeki terbaik bagi saya.

Ok well, balik ke ujian PAPs UGM. Jujur ini pertama kalinya saya ikut tes TPA. Katanya sih mirip mirp sama tes psikologi seleksi karyawan, tapi setelah saya telusuri lebih lanjut ternyata memang mirip tapi tetap berbeda. Persamaannya mungkin model soalnya sama: verbal, numerik dan logika. Tapi dari segi porsi,bobot soal dan temanya jelas beda jauh. TPA lebih.. apa ya? Akademik sekali (ya iyalah!). 
Awalnya saya ngerasa kurang pede. Bisa gak ya saya mengerjakan soal soal semacam ini, apalagi saya lack di matematika. Kalau menghitung matematika secara manual seringnya lola, maklum terakhir menghitung matematika secara manual adalah di tingkat SMP, ketika sekolah menengah dan perguruan tinggi saya biasa menggunakan scientific calculator untuk menyelesaikan soal matematika yang cenderung kepada matematika fisika dan statistik. Tapi se tidak sukanya saya dengan matematika,mau tidak mau saya harus memaksa diri untuk belajar TPA. Selama satu bulan saya berjibaku memaksa membuka kembali folder folder ingatan lama saya tentang matematika.

Jumat, 01 April 2016

Chapter 3 : Fall 4 times, stand up for 5

Sepertinya sudah berbulan bulan lalu sejak saya memposting artikel terakhir.. oh bukan sepertinya lagi tapi memang fakta ya? hehe.
Saya sebenarnya cukup suka menuliskan berbagai pengalaman yang saya anggap cukup berarti dalam kehidupan saya. Tapi nampaknya, mungkin, saya belum siap untuk menulis saat itu.
Setelah beberapa bulan berlalu (memulihkan diri dari hancurnya hati),akhirnya saya baru bisa menata hati kembali. Mungkin mengingat kembali suatu kegagalan adalah bagian dari proses penerimaan.

Bagi banyak orang apa yang akan saya ceritakan di postingan saya kali ini bukan hal yang cukup mengesankan untuk dibaca karena yang terjadi adalah hanya rentetan kegagalan demi kegagalan dalam usaha saya mencari beasiswa ke Jepang. Namun sepertinya, bisa jadi kegagalan yang saya alami ini bisa menjadi pelajaran atau motivasi  untuk saya pribadi di masa mendatang. Ketika saya throw back at time kelak, saya ingat bahwa ada suatu masa dimana saya menjadi seseorang yang begitu ‘keukeuh’ dalam memperjuangkan apa yang ingin saya raih karena sebelumnya saya bukan tipe orang yang punya will power (baca : ambisius dan keras kepala) seperti ini. 
So, semoga pengalaman ini bisa membuat saya lebih termotivasi agar apa yang nantinya saya lakukan dalam hidup saya bisa lebih ada will powernya,jadi usaha yang dilakukan juga bisa lebih greget.

Well daripada makin curhat baper, let me start the continuation story after August 2015.

Senin, 10 Agustus 2015

Chapter 3 : FIRST TIME TO LEARN

Tak terasa sudah bulan Agustus lagi. Saya masih merasa bahwa bulan Agustus tahun lalu itu baru kemarin. Memang terkadang kalau bukan sedang menunggu, waktu itu rasanya cepat sekali berlalu. Tapi ketika kita menunggu sesuatu satu minggu saja rasanya lama sekali hehe..

Perasaan itulah yang saya rasakan selama bulan Agustus 2014 – Agustus 2015. Bulan agustus tahun lalu merupakan titik start awal saya untuk membuat suatu keputusan besar dalam hidup saya. Jumped out from my comfort zone and tried something new! Yap! Mencoba hal yang baru yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya yaitu menjadi pemburu beasiswa. Singkat kata, satu tahun ini merupakan satu tahun yang extra ordinary untuk saya sebagai seorang pemburu beasiswa pemula. 

Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, merasakan tahap demi tahap, perasaan gelisah,was was dan cemas, berharap tapi tidak telalu berharap juga selama masa masa menunggu pengumuman merupakan perasaan campur aduk yang bagi saya jauh lebih menegangkan daripada mau maju skripsi dulu. Selain itu memiliki kesempatan bertemu dengan banyak orang dan berbagi cerita merupakan keseruan lain yang saya rasakan selama satu tahun ini. What a really priceless experience! I think it is more precious than the scholarship itself.

Jumat, 26 Juni 2015

Chapter 3 : LPDP scholarship 2015 gelombang 2

pic source : here

Salah satu program beasiswa yang saya apply tahun ini adalah adalah beasiswa LPDP. Saya apply beasiswa LPDP untuk program dalam negeri. Dan ini adalah pengalaman pertama saya apply beasiswa ini.

Yang ingin mengetahui apa itu beasiswa LPDP bisa langsung buka web LPDP, fb pagenya atau googling. Banyak sekali blog blog dari awardee (penerima LPDP) yang menjelaskan apa itu beasiswa LPDP, sumber dananya sampai sistemnya bagaimana step by stepnya ada semua.
Saya bukan tipe orang yang bisa menceritakan dengan sangat detail. Jadi informasi mengenai beasiswa ini yang lebih rinci dan lebih lengkap tidak akan ditemukan di blog saya.
Meskipun ada sedikit perubahan untuk gelombang 3 tahun 2015 dan seterusnya, namun intinya tetap sama. Secara umum tahap untuk mendapatkan beasiswa ini ada 3. Tahap pertama adalah seleksi administrasi, tahap kedua adalah wawancara dan LGD, dan tahap terakhir adalah PK atau persiapan pemberangkatan.  Menurut saya dan cerita seorang teman, tahap aman dari seleksi LPDP adalah di tahap kedua. Jangan senang dulu ketika lulus tahap pertama. Karena seluruh peserta yang telah memenuhi syarat administrasi biasanya langsung lolos. Jadi perjuangan sebenarnya untuk lolos seleksi ini adalah di tahap kedua. Ketika tahap kedua sudah lolos, barulah bisa bernafas lega.
Tak banyak sebenarnya yang bisa saya ceritakan ketika saya mengikuti seleksi beasiswa ini, karena saya tidak lolos di tahap 2. Namun mungkin sedikit pengalaman saya bisa memberikan sedikit informasi untuk yang mau apply beasiswa ini.