Memutuskan untuk menjadi scholarship hunter selepas lulus sarjana merupakan hal yang belum pernah saya lakukan, bahkan saya bayangkan sebelumnya. selama ini pola hidup saya adalah tipe yang seperti kebanyakan orang lakukan. maka ketika tiba tiba 'tring!' muncul di otak (entah dari mana) bahwa saya memiliki pilihan lain sebenarnya kalau ada kemauan, saya mulai menjalani dan berusaha kepada suatu hal yang diluar area nyaman saya selama ini. mencoba hal baru, terombang ambing dalam ketidak pastian, keberharapan yang besar, antisipasi atas segala kemungkinan, dan tentunya rasa was was dan pesimisme yang kadang menghinggapi.
namun sampai saat ini, Alhamdulillah, saya tetap berusaha untuk bertahan untuk mempertanggungjawabkan pilihan yang telah saya pilih ini.
hal hal yang dilakukan oleh para scholarship hunter adalah tentunya berburu informasi beasiswa, dan setelah mendapatkan beberapa informasi, tentunya mencari tahu, syarat syarat bagaimana cara mendapatkan beasiswa tersebut.
salah satu dokumen yang seringnya harus disertakan untuk mendaftar beasiswa adalah surat rekomendasi alias recommendation letter. surat ini juga menjadi salah satu pertimbangan layak atau tidak nantinya kita mendapatkan beasiswa. recommendation letter ini berisi penjelasan dan alasan alasan yang ditulis oleh orang lain yang mengenal (prestasi) kita yang dapat sedikit banyak menggambarkan 'nilai tawar' kita.
untuk yang sudah atau sedang bekerja tentu saja minta surat rekomendasi dari atasan kita. atasan kita inilah yang nantinya menilai dan menulis review mereka terhadap kinerja kita serta menulis rekomendasinya apakah kita layak atau tidak mendapatkan program beasiswa yang kita inginkan.
sedangkan untuk yang belum atau tidak bekerja surat rekomendasi bisa ditulis oleh dosen semasa kuliah yang mengenal kita atau bisa juga dari tokoh masyarakat tergantung persyaratan dari program beasiswa tersebut.
selain program beasiswa, surat rekomendasi juga dibutuhkan untuk pendaftaran beberapa program master/magister dalam negeri. biasanya dibutuhkan surat rekomendasi dari 1 atau 2 orang.
meminta surat rekomendasi kepada tokoh yang bersangkutan itu menurut saya gampang gampang susah. gampang karena ya gampang saja tinggal meminta kepada beliau beliaunya. meminta surat rekomendasi merupakan permintaan surat yang wajar. tentu saja bagi yang sudah mengenal kita dan kita bisa menjelaskan untuk apa surat rekomendasi tersebut biasanya mereka tidak keberatan. kalau sudah dekat (dalam artian beliaunya mengenal kita dengan baik) maka bisa hubungi lewat sms atau telepon. namun untuk amannya lewat e mail lebih baik.
kalau pengalaman saya sih, saya kontak dosen untuk minta surat rekomendasi lewat email (walaupun sudah kenal baik), namun ketika urgen (email gak direspon berminggu minggu) saya baru berani sms beliau.
bahkan ada nih dosen yang karena saking sibuknya, malah kita yang suruh bikin surat rekomendasinya, beliaunya tinggal tanda tangan. hahaha hasek mah kalau yang ini. tapi ya kalau bikin sendiri, kasih review diri sendiri yang wajar. jangan lebay. tunjukan keunggulan/prestasi yang pernah kita raih dan jangan lupa kekurangannya juga.
susahnya dimana? hehe... nah ini.. sepertinya sih, antara gampang dan susahnya, bagian susah menempati sedikit lebih banyak porsinya hehe... meminta surat rekomendasi akan sedikit sulit alias rempong ketika:
1. Tokoh yang bersangkutan sibuk sekali
karena kitalah yang butuh surat, maka mau gak mau, kita, dengan merendahkan hati, mendatangi/meminta mereka untuk minta suratnya. dan karena kita faham bahwa mereka sibuk, maka kita harus ekstra sabar dan sopan. tips dari saya adalah mintalah jauh jauh hari sebelum date line pengumpulan berkas. ketika kita minta jauh jauh hari, maka tidak ada kesan terburu buru, rasa was was gelisah (halah), yang biasanya membuat kita tidak sabar, kemudian (bisa jadi) tidak sopan dengan meminta mereka untuk cepat cepat menulis untuk kita. alhasil kita sering sekali mengingatkan mereka untuk menulis suratnya. bayangkan deh kalau posisi mereka itu ada di kita, kan gak asik banget! udah minta minta, maksa maksa, suruh cepet cepet pula!
karena itu baiknya kita minta jauh jauh hari, dan seminggu dekat dengan dateline tapi mereka belum kasih, maka kita bisa mengingatkan dengan sopan.
kalau memang benar benar lupanya parah padahal dateline semakin dekat, maka jalan terakhir adalah datangi beliaunya supaya ingat.hehe... (ingat tetap dengan cara yang sopan ya!).
2. Tokoh yang bersangkutan tidak terlalu kenal baik dengan kita
nah inilah yang menjadi hal yang cukup menyusahkan ketika kita butuh surat rekomendasi, tapi kita tidak punya orang orang yang sepertinya kenal dan bisa memberikan rekomendasinya. makanya, keaktifan atau presetasi kita ketika kuliah sehingga dikenal oleh dosen cukup penting untuk kemudian hari. kalau kita terkenal karena aktif dan berprestasi ketika kuliah tentunya beberapa dosen akan mengenal kita, atau minimal tau lah nama kita. jadi tidak akan begitu sulit untuk meminta surat kepada mereka.
hal ini juga berlaku untuk yang bekerja.
kedekatan dalam hal ini bukan berarti kita harus jadi penjilat atasan agar populer atau dikenal. namun kita akan otomatis dikenal dengan kerja keras dan prestasi kita.
bila memang kita tidak terlalu dikenal oleh tokoh yang bersangkutan maka untuk meminta surat kita harus memperkenalkan diri dengan detail dulu. siapa kita, hal hal apa yang bisa mengingatkan beliau kepada kita. atau bila tidak ada ya mau tidak mau berbicara mengenai kita dengan apa adanya. dan karena kita posisinya meminta maka lagi lagi harus sabar. mungkin nanti pertanyaan beliau akan lebih banyak (karena mereka tidak mengenal baik kita). maka jawablah dengan jujur pertanyaan pertanyaan mereka dan jelaskan mengapa kita butuh surat rekomendasi dari beliau. saya yakin dengan kejujuran dan kesabaran kita, mereka pada akhirnya bisa menilai (dan sedikit mengenal) kita kok dan tentunya menulis surat rekomendasinya. :)
semoga bermanfaat. tetap syemangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar